Rabu, 25 Agustus 2010

Bapak Saya Bapak Serba Bisa


Rasa kantuk ketika menulis tulisan ini ternyata justru mengantarkan saya pada seorang sosok yang dekat dengan saya. Sosok yang memiliki pengaruh besar kepada saya. Serta sosok yang tidak akan pernah tergantikan di hati saya. Sosok itu adalah seorang Ayah,atau saya lebih suka menyebutnya Bapak. Bapak adalah sosok kharismatik meskipun orang lain tidak berkata demikian. Bapak adalah pahlawan meskipun mungkin orang tidak sependapat demikian. Bapak malaikat lembut penenang tidur saya, meskipun tidak untuk orang lain. Bapak adalah Guru hidup terbaik meskipun bagi orang lain tidak. Bapak ahli keuangan handal, meskipun tidak untuk orang lain. Bapak adalah manusia serba bisa yang tidak akan terganti oleh siapapun di dunia ini. Mengapa saya berkata demikian?, saya akan menjabarkan semuanya dengan ditemani segelas susu coklat serta otak yang merekam jelas momen-momen bersama Bapak.
Saya mengatakan Bapak adalah sosok yang kharismatik, meskipun orang lain tidak sependapat demikian. Sosoknya yang sederhana dan selalu tersenyum ketika bertemu dengan saya merupakan obat penenang yang paling ampuh di dunia. Tutur kata Bapak yang pelan dan tegas membuat saya selalu tidak pernah berkata “tidak” dengan segala apa yang menjadi perintah Bapak. Tapi maaf pak, terkadang memang kedewasaan mengubah seorang anak menjadi sedikit tidak menurut. Masih terekam jelas ketika saya pertama kali berkata “tidak”, tidak untuk menempuh jalan yang disarankan oleh Bapak.
Bapak adalah sosok pahlawan, meskipun orang lain tidak mengakui demikian. Pahlawan yang selalu melindungi serta selalu memberikan rasa aman ketika berada disampingnya. Tapi maaf pak, terkadang memang pahlawan harus memiliki jiwa besar dan mengakui kesalahan meskipun itu kesalahan anaknya. Kesalahan terbesar dalam hidup saya ketika pahlawan saya dengan kebesaran jiwanya mengakui kesalahan anaknya di depan kepala sekolah. Yang membuat saya semakin mengagumi sosok kepahlawanannya adalah ketika Bapak tetap tidak marah dengan apa yang telah saya lakukan. Dengan bijak Bapak mengarahkan saya untuk bersikap lebih baik lagi.
Bapak malaikat lembut yang selalu menjaga ketika saya kecil tertidur. Ketika kecil, Saya tidak pernah berani tidur sendiri tanpa didampingi sosoknya. Masih terekam jelas dalam otak saya, ketika Bapak dengan tangannya yang telah terlihat lelah setelah seharian bekerja mengangkat tubuh saya dari kursi dan memindahkan ke atas tempat tidur. Rasa nyaman diangkat dan digendong oleh Bapak tak akan pernah hilang meskipun tubuh yang dulu diangkat oleh Bapak kini mungkin lebih kuat dari Bapak sekarang. Tapi maaf pak, kemanjaan seorang anak terkadang membuat Bapak harus lelah menjaga dan selalu mengangkat saya ketika akan tidur.
Bapak adalah guru hidup terbaik dalam hidup saya, meskipun bagi orang lain tidak. Sifat ramah dan suka menolong selalu menjadi mata pelajaran setiap hari antara saya dan Bapak. Kerja keras, tidak mudah putus asa serta doa adalah pelajaran utama yang selalu diajarkan oleh Bapak. Tapi maaf pak, terkadang saya kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran Bapak, sehingga saya harus membuat Bapak kecewa yang mungkin ini merupakan kekecewaan yang kesekian kali.
Bapak adalah ahli keuangan yang handal, meskipun tidak untuk orang lain. Menabung dan tidak boros adalah kata-kata yang selalu diucapkan Bapak. Hidup sederhana serta mensyukuri apa yang bisa dimakan hari ini adalah moto hidup Bapak. Keringat dan kerutan di dahi Bapak cukup menjadi bukti bahwa Bapak selalu berusaha menjaga perekonomian keluarga. Tapi maaf pak, terkadang gaya hidup membuat seorang anak berubah. Teringat sekali, dengan motor butut Bapak, dengan topi hitam bertuliskan Yamaha, Bapak menjadi tukang ojek dadakan untuk mendapatkan uang Rp.1000. Begitu gembiranya ketika saya menerima uang itu dari Bapak tanpa memikirkan betapa lelahnya seorang Bapak.
Jika Bapak tau, Bapak adalah sosok pahlawan kharismatik berhati lembut seperti malaikat yang mengajarkan hidup dan ahli keuangan yang handal. Bapak adalah orang yang serba bisa. Bapak saya, Bapak Mariyanto tulus serta ikhlas melakukan apapun demi saya Hendra Febriyanto. Bangga sekali diri saya dengan nama belakang saya yang mirip dengan Bapak saya. Dan saya juga ingin membuat Bapak bangga dengan nama Bapak yang mirip dengan saya. Tapi maaf pak, saya masih belum bisa. Mungkin kata maaf dalam tulisan ini tidak akan cukup menebus kekecewaan Bapak. Mungkin Pujian dalam tulisan ini tidak akan pernah diharapkan oleh seorang Bapak, karena saya tau Bapak dengan tulus dan ikhlas memberikan semuanya kepada saya. Tapi Maaf pak, izinkan saya memeluk dan mencium tangan bapak dan berkata untuk kesekian kali “maaf pak....”.(25-08-10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar